Translate
Jumat, 27 November 2015
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. 1998. Manajemen Kearsipan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Barthos, Basir. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Budiman, Arif, Bagas Pratama, Spd., Endang Sugiarti. 2004. Surat Menyurat\Bisnis Modern Edisi Revisi
Inggris – Indonesia. Bandung : Cv Pustaka Setia.
Frazier, Moore. 2004. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi.
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Machali Rochayah. 2009. Pedoman Bagi penerjemah : Panduan Lengkap Bagi Anda Yang Ingin Menjadi Penerjemah Professional.
Bandung : PT .Mizan Pustaka.
Rahayu, Esti. 2002. Teori dan Definisi Kehumasan Serta
Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : PT. Djaya Pirusa.
Soedjito, Solchan. 1993. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
SS, Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.
Surabaya : Apollo.
Sumarni, Murti. 2003. Pengantar Bisnis (Dasar – Dasar Ekonomi
Perusahaan). Yogyakarta : Liberty.
Swasta, Basu. 2002. Pengantar Bisnis (Pengantar Ekonomi
Perusahaan). Yogyakarta : Liberty.
Triton, P.B. 2007. Manajemen Strategi Terapan Perusahaan dan
Bisnis. Yogyakarta : Tugu Publisher.
Wursanto. 1991. Kearsipan 1. Yogyakarta : Kanisius Yogyakarta.
BAB IV : PENUTUP
BAB
IV
PENUTUP
Demikian laporan On the Job Training (OJT) yang dapat penulis ambil dari pelaksanaan
praktek kerja di bagian sub unit humas di PT. Kertas Leces (Persero)
Probolinggo, sehingga penulis dapat membuat kesimpulan serta saran sebagai
berikut :
A. Simpulan
Dari
bab – bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa prosedur
penanganan arsip sangatlah berperan penting dalam suatu perusahaan. Mengingat
pentingnya suatu arsip yang mempunyai fungsi sebagai pedoman pimpinan untuk
mengambil keputusan begitu juga dengan adanya penyimpanan tersebut, maka setiap
data – data yang dirasa penting akan tersimpan aman dan rapi.
Kegiatan
kerja di PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo pada umumnya saling berhubungan
erat antara departemen yang satu dengan yang lainnya. Tetapi masih ada
kekurangan – kekurangan dalam penanganan arsip antara lain :
1. Surat
merupakan sumber informasi yang penting dalam kegiatan perusahaan, untuk itu
perlu sistem pengarsipan yang baik dan benar.
2. Dalam
kegiatan penanganan surat masuk perlu disediakan tempat penyimpanan tersendiri,
agar tidak tercampur dengan surat lainnya.
3. Adanya
penumpukan surat.
B. Saran
1. Untuk
mengantisipasi hilangnya surat ditangani dengan cara memberikan formulir
peminjaman bagi karyawan yang meminjam arsip.
2. Disediakan
tempat penyimpanan yang berbeda antara jenis – jenis surat menurut kegunaan dan
sifatnya.
3. Kedisiplinan
harus ditingkatkan.
BAB III : PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
BAB
III
PENYAJIAN
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
1. Sejarah
Singkat PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo
Pabrik
Kertas
Letjes didirikan oleh Pemerintah Nederland
Oost Indie tahun 1939, dan tanggal 22 Februari 1940 mulai beroperasi secara
resmi. Pabrik Kertas Letjes adalah pabrik kertas tertua kedua di Indonesia
setelah Pabrik Kertas Padalarang milik perusahaan N.V. Papier Fabriek Nijmegen
Nederland. Kapasitas produksi Pabrik Kertas Letjes saat itu adalah 10
ton/hari, dengan menggunakan bahan baku jerami dan menghasilkan kertas tulis
dan cetak. Mesin kertas yang digunakan buatan Escher Wyss G.m.b.H Jerman Barat.
Berdasarkan
Undang-Undang Nasionalisasi No.86/1957 dan Peraturan Pemerintah No.23/1958,
maka pada tahun 1958 Pabrik Kertas Letjes diambil alih oleh pemerintah
Indonesia. Dengan adanya Undang-Undang No.19/1960 dan PP No.137/1961 maka
manajemen Pabrik Kertas Letjes ditangani oleh Board of Management (BOM) Padalarang-Letjes. Sejak tahun 1961
Pabrik Kertas Letjes berubah menjadi Perusahaan Negara Letjes di bawah Badan
Pimpinan Umum Industri Kimia. Pada bulan November 1983, dengan akte Notaris
No.24 nama perusahaan diubah menjadi PT. Kertas Leces (Persero).
Pengembangan
PT. Kertas Leces (Persero) diawali pada tahun 1959 ketika pimpinan BOM
Padalarang-Letjes melakukan penelitian mengenai kemungkinan untuk mengembangkan
pabrik yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Kebutuhan kertas masih
tinggi.
b. Banyak
tersedianya bahan baku jerami dan bagasse
di sekitar pabrik.
c. Letak
geografis pabrik yang sangat menguntungkan jika ditinjau dari segi pengadaan,
pemasaran, transportasi dan tenaga kerja.
Berdasarkan keputusan MPRS No. II/1960 pada tahun 1960 BOM
Padalarang-Letjes menempatkan sebuah tim perluasan di Leces yang bertugas untuk
:
a. Memperluas dan
meningkatkan kapasitas produksi pabrik.
b. Mengembangkan
pembuatan peralatan, unit permesinan dan suku cadang untuk industri kertas
bersama-sama dengan industri mesin di Jawa Timur.
c. Mengembangkan Pabrik
Kertas Leces sebagai pusat Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas melalui Research
dan Development.
d. Mengembangkan
fungsi sosial Pabrik Kertas Leces terhadap masyarakat, lingkungan dan wilayah
disekitarnya.
2. Perkembangan
PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo
Perkembangan
dan pertumbuhan PT. Kertas Leces (Persero) secara global dapat dipisahkan
menurut periodesasinya :
a. Periode awal mula
pendirian (1938-1958)
b. Periode
ambil alih dan konsolidasi Penguasaan Manajemen oleh bangsa Indonesia
(1958-1960)
c. Periode
Persiapan Pengembangan dan Pembangunan Tahap I (1960-1970)
d. Periode optimasi Tahap
I (1971-1975)
e. Periode Pembangunan
Tahap II (1976-1978)
f. Periode Pembangunan Tahap III
(1979-1984)
g. Periode Pembangunan
Tahap IV (1980-1986)
h. Periode
Konsolidasi Menuju Orientasi Penguasaan Pasar (1987-dst).
Uraian berikut
ini akan menyampaikan periode pengembangan setelah manajemen PT. Kertas Leces
diambil alih oleh bangsa Indonesia sampai saat ini.
a. Periode
Perkembangan Tahap I
Periode
Pengembangan meliputi Periode Persiapan Pengembangan dan Pembangunan Tahap I
serta periode optimasi Tahap I. Pemerintah memutuskan untuk melaksanakan
pembangunan pabrik atas dasar pertimbangan di atas. Sedangkan pengembangan
tahap I tersebut dimulai pada tahun 1960, meliputi :
1) Modernisasi
pabrik kertas yang lama (unit I) untuk meningkatkan kualitas serta kapasitas
produksi pabrik tersebut.
2) Membangun
pabrik pulp dan pabrik kertas terpadu
(unit II) dengan kualitas pabrik pulp
15 ton bone dry bleached straw pulp per hari dan kapasitas pabrik
kertas 60 gsm 20 ton per hari.
Pengembangan
tahap I ini dimulai pada tanggal 19 Agustus 1968 dengan kontraktor utama Escher Wyss dan dibiayai oleh Deutsche Bank AG, Frankfurt. Mesin-mesin
dipasok oleh Escher Wyss G.m.b.H, Krauss Maffei AG, Siemens Schukertwenke AG.
Pada bulan
April 1970 dilakukan operasi komersial dan pada akhir 1972 kapasitas desain
tercapai. optimasi tahap I dilakukan pada 1975, optimasi ini berhasil
meningkatkan kapasitas produksi dari 9.000 ton per tahun menjadi 15.000 ton per
tahun. Peningkatan yang sedikit demi sedikit dari kapasitas produksi dicapai
dengan menggunakan investasi kecil sekitar 2-3% dari netto penjualan per tahun.
b. Periode
Perkembangan Tahap II
Karena
masih belum tercukupinya kebutuhan kertas dalam negeri dan masih tersedianya
pendukung untuk mengembangkan pabrik menjadi lebih besar, maka dilakukan
pengembangan tahap II (1976-1978) yang meliputi :
1) Penambahan
dan pergantian beberapa mesin serta pemakaian proses baru pada pabrik pulp,
sehingga kapasitas produksi mencapai 60 ton bone
dry bleached straw pulp per hari.
2) Penambahan
dan pergantian mesin-mesin pada pabrik kertas I dan pabrik kertas II, sehingga
dapat mencapai kapasitas produksi 80 ton per hari kertas tulis dan cetak (HVS
dan HVO) dengan gramatur 60
gsm.
3) Penambahan beberapa
mesin di unit penyempurnaan (Finishing
Unit).
4) Pembangunan
Chlorine Alkali Plant (CAP) yang
memproduksi soda dengan kapasitas 6 ton per hari serta kaporit yang diperlukan
dalam proses pembuatan pulp.
5) Penambahan
beberapa generator listrik, boiler dan lain-lain.
Hasil
dari program pengembangan tahap II ini adalah kenaikan kapasitas produksi unit
I dari 3.000 ton/tahun menjadi 9.500 ton/tahun. Dan pada unit II dari 12.000
ton/tahun menjadi 22.150 ton/tahun, sehingga total produksi unit I dan II
menjadi 31.650 ton/tahun.
c. Periode
Perkembangan Tahap III
Pada
tahun 1974 dilakukan studi pergantian jerami dengan bagasse (ampas tebu) oleh Stadler
Hutler Ltd. Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahan baku bagasse memenuhi persyaratan skala
produksi yang ekonomis. Bahan baku tersebut diambil dari pabrik gula (PG) yang
ada di sekitar Jawa Timur, antara lain PG Jatiroto dan PG Semboro serta
beberapa pabrik gula kecil yang letaknya ±50 km dari PT. Kertas Leces
(Persero).
Pengembangan
tahap III dimulai dengan evaluasi tender pada awal tahun 1979. Kontraktor
pembangunan tahap III ini adalah Voest
Alpine AG, Austria. Pembangunan tahap III dilaksanakan awal tahun 1980 dan
selesai pada tahun 1983.
Pada
pengembangan tahap III ini juga dilakukan penambahan pabrik pulp dan paper mill untuk jenis kertas tulis cetak, tissue paper machine, dan coating
machine, sehingga setelah tahap III ini selesai kapasitas produksi PT.
Kertas Leces menjadi 340 ton per hari.
Selain itu dibangun
juga unit-unit pembantu, antara lain : Chemical
Recovery Plant (CRP), Steam Power
Plant, Effluent Treatment Plant (ETP), Perluasan Unit Chlorine Alkali Plant (CAP),
dan lain-lain.
d. Periode
Perkembangan Tahap IV
Bersamaan dengan
dibangunnya unit III, pemerintah menugaskan PT. Kertas Leces (Persero) untuk
memenuhi kebutuhan kertas koran dalam negeri dengan pembangunan unit IV yang
diharapkan dapat memproduksi kertas koran dengan kapasitas 90.000 ton/tahun
dengan menggunakan bahan baku dan proses yang digunakan dalam pembuatan pulp adalah Bagasse Thermo Mechanical (TMP), Rice Straw Semi Chemical dan Chemical
Recovery dengan sistem Conventional
Combustion Engineering yang dilengkapi dengan Desilication Unit dari Krauss
Maffei. Namun, saat ini proses tersebut sudah tidak beroperasi lagi.
Pembangunan unit IV ini dilengkapi dengan beberapa unit yang bertujuan untuk
menjaga kelancaran proses dan memelihara lingkungan, yaitu :
1) Moist and Wet
Dephiting serta fasilitas transportasi bagasse seperti gerbong kereta api.
2) Unit penyempurnaan (Finishing Unit).
3) Penambahan steam power plant.
4) Penyediaan sumber air
dari mata air.
5) Perluasan terminal
bahan bakar.
6) Chemical Recovery Plant and Chemical Preparation Plant (CRP) yang digunakan
untuk mengambil kembali bahan kimia yang terkandung dalam black liquor (lindi hitam) dan merupakan sebagian dari pencegahan
polusi yang berasal dari air buangan proses pembuatan pulp.
7) Effluent Treatment Plant, untuk mengolah air buangan dari
unit I, II, II, IV dan V dengan kapasitas 4000 m3/jam.
e. Perkembangan
Selanjutnya
Pada
bulan Maret 1990 dibangun unit deinking
plant untuk daur ulang kertas bekas.
3. Lokasi
Pabrik
PT.
Kertas Leces (Persero) berlokasi di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo 112
km arah timur Surabaya, 12 km selatan Probolinggo atau 114 dari Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya, 14 km dari Pelabuhan Probolinggo dan terletak ditepi
jalan raya Surabaya - Jember atau
Banyuwangi.
4. Tata
Letak Pabrik
Pabrik
menempati tanah seluas kurang lebih 65 ha yang terbagi menjadi tiga kawasan,
yaitu :
a) Kawasan
Pabrik
Kawasan PT. Kertas
Leces (Persero) terdiri dari beberapa unit terpadu, diantaranya : lima unit
mesin kertas, satu unit pembuatan pulp (proses
soda), satu unit PLTU, satu unit Chemical
Recovery Plant, satu unit Chlor
Alkali Plant, dua unit penyediaan air, dan unit pengolah limbah. Unit
I dan II terletak ditengah pabrik, unit III disebelah barat unit I dan unit II,
sedangkan unit IV terletak disebelah
timur unit I dan II, serta unit V ditimur unit IV.
b) Kawasan
Perkantoran
Kawasan perkantoran
PT. Kertas Leces (Persero) terbagi menjadi dua lokasi, yaitu didalam dan diluar
kawasan pabrik. Kantor yang berada didalam lokasi pabrik adalah Plant Manager,
Divisi Akuntansi & Keuangan, Divisi Litbang & Dal. Kual. Ling, Divisi
SPI, Divisi Kesehatan serta kantor-kantor operasional. Kantor yang berada diluar
kawasan pabrik adalah Kantor Direksi, Divisi Sekretaris Perusahaan, Divisi
Logistik dan Divisi Pemasaran, Unit Umum.
c) Kawasan
Perumahan
Kawasan perumahan PT.
Kertas Leces (Persero) terletak diselatan, utara dan barat pabrik. Di sebelah
utara untuk tamu dan sebagian karyawan tetap dan sebelah barat merupakan
perumahan direksi.
5. Visi
dan Misi PT. Kertas Leces (Persero)
a) Visi
PT Kertas Leces (Persero)
Menjadi
produsen kertas yang terintegrasi berwawasan lingkungan, dan terdepan dalam
persaingan global.
b) Misi
PT Kertas Leces (Persero)
1) Menghasilkan produk
yang bermutu dan mampu bersaing dipasar bebas.
2) Meningkatkan
produktifitas dan efisiensi yang berkesinambungan.
3) Berorientasi pada
keuntungan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
4) Memberikan
kesejahteraan karyawan dan peduli terhadap masyarakat sekitar.
5) Peduli terhadap
kelestarian lingkungan serta mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Mengelola perusahaan
dengan prinsip kejujuran, keterbukaan, dan tanggung jawab (good corporate
governance).
6. Struktur
Organisasi, Manajemen Perusahaan dan Sumber Daya Manusia
a) Struktur
Organisasi
Struktur organisasi
terbaru di PT. Kertas Leces (Persero) ditetapkan Surat Keputusan Direksi PT.
Kertas Leces (Persero) No. 28/Kpts-Up/L/III/2013 tanggal 20 Februari 2013.
Struktur organisasi tersebut meliputi beberapa tingkat tugas :
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Kertas Leces (Persero)
Sumber
: Departemen Personalia PT. Kertas Leces (Persero)
b) Pembagian
Tugas
1) Direktur Utama
Fungsi
memimpin perusahaan secara keseluruhan untuk mewujudkan tujuan perusahaan, dan
menyelenggarakan misi perusahaan sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun tugas pokoknya antara lain:
a) Mengkoordinir Direktur
Keuangan, Produksi, Pemasaran dalam mengelolah fungsi-fungsi perusahaan serta
tugas pokoknya
b) Merumuskan dan
menetapkan konsep bisnis
c) Mengawasi dan mengendalikan
jalannya usaha secara keseluruhan
2) Direktur
Fungsi mengelola
perusahaan sesuai dengan bidangnya. Tugas pokoknya antara lain :
a) Menyusun atau
menetapkan rencana pelaksanaan bidangnya
b) Mengkoordinir,
mengawasi, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan manager di bawahnya
c) Menyampaikan masukan
dan saran secara teratur kepada Direktur Utama yang diperlukan dalam menyusun
konsep bisnis
3) General Manager Plan
Sebagai
pembantu Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi terutama
produksi dan teknik.
4) Senior Manager/ Kepala Divisi
Sebagai pembantu
Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi sesuai dengan bidangnya
masing-masing serta kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Direksi.
5) Manager/ Kepala Departemen
Bertanggung jawab
kepada Kepala Divisi dan tugasnya adalah melaksanakan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Kepala Divisi.
6) Supervisor/ Kepala Bagian
Bertanggung jawab
kepada Kepala Departemen dan tugasnya adalah melaksanakan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Departemen dan mengatur serta mengawasi kegiatan
proses produksi di unit kerja masing-masing.
c) Manajemen
Perusahaan
Untuk
meningkatkan eksistensi PT. Kertas Leces (Persero) dalam persaingan global,
maka ditetapkan sistem manajemen yang merupakan tuntutan dari konsumen, dengan
didapatkannya sertifikat tentang :
1) Sistem Manajemen Mutu
ISO 9002, didapat dari Sucofindo
International Certification Services (SICS) Indonesia.
2) Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001 : 2004, didapat dari Sucofindo
International Certification Services (SICS) Indonesia.
3) Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), mendapatkan sertifikat dari
Depnaker dengan predikat “Bendera Emas”.
Adapun kebijaksanaan perusahaan terhadap Mutu Produk,
Pengelolaan Lingkungan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara
terintegrasi adalah sebagai berikut :
a) Membuat produk bermutu
yang ramah Lingkungan, secara konsisten memenuhi spesifikasi dan persyaratan
produk untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, yang dalam aktifitas
Perusahaan berusaha mencegah dampak negatif yang mungkin timbul terhadap
Kelestarian Lingkungan serta mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b) Meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu produk secara terus menerus, melalui
operasi kerja yang efektif dan efisien.
c) Mematuhi
Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja baik yang berlaku ditingkat Lokal maupun ditingkat Nasional
serta berusaha memenuhi Standar Internasional.
d) Mengevaluasi
pencapaian Tujuan Sasaran Mutu, Tujuan Sasaran Lingkungan serta Tujuan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan melaksanakan, menjaga dan menyempurnakan Sistem Manajemen Perusahaan
secara berkesinambungan.
e) Kebijakan
Perusahaan merupakan Komitmen Manajemen dan seluruh Karyawan.
d) Sumber
Daya Manusia
1) Klasifikasi
dan Pengangkatan Karyawan
Pengangkatan
karyawan dilakukan berdasarkan perkembangan perusahaan serta disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga kerja. Karyawan PT. Kertas Leces (Persero) dibedakan atas
dasar statusnya, antara lain :
a) Karyawan
Bernomor Induk T
Menerima
gaji setiap bulan termasuk didalamnya
tunjangan-tunjangan seperti transportasi, akomodasi dll.
b) Karyawan
Bernomor Induk TI
Menerima
upah
setiap bulan
yang besarnya sesuai golongan upah termasuk didalamnya
tunjangan transportasi, akomodasi dll.
c) Karyawan
Honorer
Karyawan honorer
adalah pegawai dari instansi pemerintah atau pensiunan yang diangkat menjadi
karyawan honorer dengan jangka waktu tertentu dan menerima gaji setiap bulan.
Status karyawan
menentukan batas akhir masa kerja karyawan tersebut. Untuk Karyawan
bernomor induk T
bila mencapai usia 56 tahun berhak untuk mendapatkan pensiunan, sedangkan karyawan
bernomor induk T1 pada usia 53 tahun dengan pesangon.
2) Jam
Kerja Karyawan
Jam
kerja karyawan adalah 40 jam setiap minggu. Jadwal kegiatan karyawan
berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dibedakan menjadi dua macam :
a) Dinas
Harian
Hari
Senin s/d Kamis : pukul 07.00-16.30
Waktu
istirahat : pukul 12.00-13.00
Hari
Jumat :
pukul 07.00-15.30
Waktu istirahat :
pukul 11.00-13.00
b) Dinas
Shift
Shift I : pukul 07.00-15.00
Shift II : pukul 15.00-23.00
Shift
III : pukul 23.00-07.00
3) Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan
UU No. 1/1970 tentang keselamatan kerja maka PT. Kertas Leces membangun satu
unit BK3 (Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Badan ini dirintis sejak
tahun 1989 dan berdiri sesuai SK Direksi No. 49/Kpts-Up/L/IX/89, bertujuan
untuk :
a) Mencegah
dan mengurangi terjadinya kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat
kerja dan pencemaran lingkungan.
b) Mengamankan
mesin, instalasi, peralatan kerja, bahan baku dan hasil produksi yang dapat
menimbulkan kecelakaan atau gangguan kesehatan.
c) Menciptakan
lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat sehingga setiap
karyawan dapat bekerja secara produktif, sungguh-sungguh dan terjamin
keselamatannya.
7. Pelaksanaan
K3 yang ada di PT. Kertas Leces (Persero)
a. Manajemen
tingkat atas
berupa pengarahan dan kebijaksanaan.
b. Unit
Keselamatan Kerja yang membantu pembuatan kebijaksanaan dan menerangkan
berbagai hal pelaksanaan kebijaksanaan.
c. Pengawas
K3 yang mengawasi kegiatan K3 yang ditetapkan dengan SK No 30/1988.
d. Mengikutkan karyawan
dalam program jamsostek dan memberikan fasilitas pemeliharaan kesehatan.
e. Mengadakan
pelatihan Pasukan Khusus Anti Kebakaran (PKAK) untuk karyawan tertentu.
f. Memasang papan
peringatan pada tempat-tempat tertentu.
g. Memasang
dan menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran di tempat-tempat yang rawan terjadi kebakaran.
h. Menyediakan
alat-alat pelindung khusus bagi karyawan, seperti masker, sarung tangan, sepatu
karet, helm pelindung dan lain-lain.
i. Menyiapkan
satu regu pemadam kebakaran yang selalu siap bila diperlukan dan dilengkapi
dengan unit mobil pemadam kebakaran.
j. Menyediakan
poliklinik yang memadai untuk pelayanan pemeliharaan kesehatan karyawan.
Surat keputusan
di atas selanjutnya dalam pelaksanaannya selalu diperbaharui. Untuk
pelaksanaannya ditahun 2000/2001 didasarkan atas Surat Keputusan Direksi PT.
Kertas Leces No. 57/Kpts-Up/L/VIII/2000.
Surat ini
terdiri atas 5 pasal, dimana :
1. Pasal
1, mengatur tentang pembentukan BK3 dan struktur organisasinya.
2. Pasal 2, berisi
tentang tugas dan kewajiban BK3.
3. Pasal
3, mengenai pengaturan biaya-biaya dan pelaksanaannya di perusahaan.
4. Pasal
4, berisi pembatalan SK Direksi no. 58/B/Kpts-Up/L/VIII/ 1999 dan SK Direksi
No. 22/B/Kpts-Up/L/XII/1997.
5. Pasal 5, berisi
tentang aturan-aturan tambahan.
Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan semangat
kerja karyawan, maka PT. Kertas Leces menyediakan berbagai fasilitas, antara
lain :
1. Poliklinik
untuk pelayanan pemeliharaan kesehatan karyawan beserta keluarganya dan
penanganan secara cepat bila terjadi kecelakaan pada karyawan.
2. Sarana
olah raga bagi karyawan dan keluarganya.
3. Sarana
pendidikan TK, SD, SLTP, SMU dan D3 AMIK Taruna Dra. Zulaeha.
4. Masjid
untuk keperluan ibadah karyawan dan keluarga, serta masyarakat sekitar pabrik.
5. Rumah
dinas bagi karyawan tetap dengan prioritas sebagai berikut; karyawan senior
yang bekerja lebih dari sepuluh tahun, karyawan junior yang bekerja lebih dari
lima tahun, karyawan dengan jabatan tertentu lebih dari sepuluh tahun dan bagi
karyawan yang dinyatakan naik oleh direksi.
8. Laporan
Kegiatan On The Job Training (OJT)
Penulis
melakukan kegiatan On The Job Training (OJT) di PT. Kertas Leces (Persero)
Probolinggo dengn rincian sebagai berikut:
a. Tempat
Pelaksanaan On The Job Training (OJT)
On The Job
Training (OJT) dilaksanakan di PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo Jl. Raya
Leces – Probolinggo.
b. Waktu
Pelaksanaan On The Job Training (OJT)
Penulis
melaksanakan On The Job Training (OJT) mulai tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei
2014 pada bagian Perpustakaan, Humas, SDM di PT. Kertas Leces (Persero)
Probolinggo.
Tabel 3. 1
Program
Aktivitas On The Job Training
Nama : Ade Erma Diah Mangesti
NIM : 2013130207
No.
|
Tanggal
|
Program
Aktivitas Harian
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
|
01 Mei 2014
02 Mei 2014
03 Mei 2014
04 Mei 2014
05 Mei 2014
06 Mei 2014
07 Mei 2014
08 Mei 2014
09 Mei 2014
10 Mei 2014
11 Mei 2014
12 Mei 2014
13 Mei 2014
14 Mei 2014
15 Mei 2014
16 Mei 2014
17 Mei 2014
18 Mei 2014
19 Mei 2014
20 Mei 2014
21 Mei 2014
22 Mei 2014
23 Mei 2014
24 Mei 2014
25 Mei 2014
26 Mei 2014
27 Mei 2014
28 Mei 2014
29 Mei 2014
30 Mei 2014
31 Mei 2014
|
Libur
Libur
Libur
Libur
Perkenalan perusahaan
Penempatan kerja dan bimbingan mengenai tugas –
tugas
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Libur
Libur
Filling, merekap daftar hadir tamu
Filling, merekap daftar hadir tamu
Filling, merekap daftar hadir tamu
Libur
Filling, merekap daftar hadir tamu
Libur
Libur
Membuat surat, memasukan pada ekspedisi surat
diklat, mengecek email masuk, mencetak kartu cuti staf karyawan PT. Kertas
Leces
Mengecek email masuk, membuat surat, memasukan pada
ekspedisi surat diklat
Menata ruang rapat II, menata arsip surat – surat,
mengikuti presentasi tentang pajak
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Merekap data peserta evaluasi instruktur pelatihan
menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Libur
Libur
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Libur
Melakukan inventarisasi buku – buku perpustakaan
dengan menggunakan Aplikasi Ms. Excel
Libur
Perpisahan dengan para staf karyawan PT. Kertas
Leces
Libur
|
9. Permasalahan
yang berhubungan dengan OJT
a. Identifikasi
Masalah
Suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya selalu dihadapkan pada satu atau beberapa
permasalahan yang akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan perusahaan
tersebut.
Setelah
melakukan observasi pada saat menulis melakukan On The Job Training (OJT) di
PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo menemukan permasalahan yaitu dimana
penyimpanan surat masuk dan surat keluar diletakkan dalam satu ordner (Map besar yang di dalamnya
terdapat besi penjepit).
b. Sebab
Masalah
Permasalahan
tersebut disebabkan karena masih kurang tersedianya perlengkapan penyimpanan
arsip.
c. Akibat
Masalah
1) Sulitnya
dalam pencarian kembali arsip
2) Memakan
waktu yang cukup lama dalam pencarian surat
3) Apabila
pencarian surat tidak hati – hati akan menyebabkan rusaknya surat yang lain
d. Alternatif
Pemecahan Masalah
Dari
permasalahan diatas perlu adanya penambahan perlengkapan untuk memudahkan
penyimpanan surat masuk dan surat keluar.
B.
Pembahasan
Dalam prosedur
penanganan surat masuk dan surat keluar di PT. Kertas Leces (Persero)
Probolinggo harus dilakukan dengan cepat, tepat dan teliti. Agar tidak terjadi
penumpukan dan kesalahan dalam memperoleh hasil akhirnya. Dengan keberadaan
arsip dinamis, baik arsip dinamis aktif maupun arsip dinamis inaktif sedikit
banyak telah membantu, karena tidak semua arsip dinamis aktif dan arsip dinamis
inaktif dicampur menjadi satu, tetapi bila dua hal tersebut dicampur menjadi
satu yakni arsip dinamis aktif dan inaktif, maka lebih menyulitkan karyawan
atau pegawai karena untuk menemukan arsip atau dokumen yang dimaksud akan
membutuhkan tenaga ekstra dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu dalam
pengolahan dokumen khususnya dalam penanganan ini telah dipermudah dengan
penanganan dan penyimpanan arsip dinamis aktif maupun inaktif sehingga dalam
proses bersangkutnya agar arsip atau dokumen
lebih spesifik dalam pengelompokannya guna mempermudah untuk menemukan
informasi dibutuhkan metode – metode mengenai penanganan surat masuk dan surat
keluar di PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo adalah sebagai berikut :
1. Prosedur
Penanganan Surat Masuk
Prosedur
penanganan surat masuk pada PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo menggunakan
lembar disposisi. Adapun tata urutannya sebagai berikut :
a. Dari
penerimaan surat masuk diserahkan kepada TU atau sekertariat atau satuan
pengarah.
b. Oleh
satuan kerja pengarah, surat itu disortir terlebih dahulu dan dilampiri lembar
disposisi.
c. Pencatatan
surat ke dalam buku agenda surat masuk.
d. Surat
diarahkan kepada siapa yang selanjutnya akan memproses surat berkaitan dengan permasalahan
surat.
e. Penyampaian
surat di lakukan dengan menggunakan buku ekspedisi.
2. Penyimpanan
Surat Masuk
Langkah –
langkah dalam menyimpan surat pada PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo
adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan
Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah surat tersebut sudah mendapat persetujuan
dari pihak yang berwenang. Dan bila surat tersebut sudah mendapat persetujuan,
maka surat tersebut segera diarsipkan.
b. Pengkodean
Apabila surat
sudah selesai diperiksa, maka bisa langsung diberi kode dan diarsipkan sesuai
dengan jenis surat. Hal ini untuk mempermudah dalam pencarian kembali surat
tersebut.
Gambar
3. Contoh Klasifikasi Kode Surat Masuk di PT. Kertas Leces (Persero)
Sumber
: Departemen Personalia PT. Kertas Leces (Persero)
3. Urutan
Sistem Penanganan Surat Masuk
Gambar
4. Skema Penanganan Surat Masuk
Sumber
: Departemen Personalia PT. Kertas Leces (Persero)
a. Diterima
dari pos, travel, telegram
b. Disortir
/ dipilah- pilah antara surat dinas terbuka dan surat dinas tertutup
c. Dibuka
/ diperiksa kelengkapannya
d. Diberi
stempel tanggal terima dan stempel nomor agenda
e. Diagendakan
/ dicatat tanggal penerimaan, asal surat, dan isi surat itu sendiri serta
diberi lembar disposisi
f. Didistribusikan
ke tujuan dari masing – masing surat tersebut
g. Diarsipkan
dengan menggunakan numerik
4. Prosedur
Penanganan Surat Keluar
Prosedur
penanganan surat keluar pada PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo sebagai
berikut :
a. Pembuatan
konsep seperti penetapan tujuan, menyediakan informasi lengkap yang diperlukan,
mengetahui calon penerima surat.
b. Surat
terlebih dahulu harus disetujui oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap
surat tersebut.
c. Pemberian
nomor pada pada surat.
d. Pengetikan
surat, biasanya akan dilakukan hal – hal sebagai berikut : kelengkapan persyaratan,
jumlah tembusan.
e. Penandatangan
surat dan pemberian cap stempel organisasi oleh orang yang bertanggung jawab
terhadap isi surat tersebut.
f. Pencatatan surat keluar pada buku agenda
surat keluar.
g. Pengiriman
surat dengan cara memisahkan dahulu surat – surat yang akan dikirim oleh
petugas dan mana yang akan dikirim melalui jasa pengiriman.
5. Urutan
Sistem Penanganan Surat Keluar
Prosedur
penanganan surat keluar pada PT. Kertas Leces (Persero) Probolinggo adalah
sebagai berikut :
Gambar
5. Skema Penanganan Surat Keluar
Sumber
: Departemen Personalia PT. Kertas Leces (Persero)
a. Dari
TU pengolah super intelent.
Manager
memberi paraf pada kiri tanda tangan (sebagai penagung jawab)
Diparaf
pada kanan tanda tangan (sebagai korektor/konseptor)
b. Diajukan
ke Direksi untuk ditanda tangani dibuat rangkap 2
1. Surat
pakai paraf (yang berparaf disimpan sebagai arsip, tanpa distampel)
2. Surat
tanpa paraf (surat tanpa paraf dikirim)
c. Diteliti
kelengkapannya / di agenda
d. Diberi
nomor surat, stempel dan amplop lalu dikirim ke alamat tujuan
Langganan:
Postingan (Atom)